yazid adiwiryo

Navigasi Web
Ainul dan Aini Part 6

Ainul dan Aini Part 6

Nikah Sirri, Sabtu sore setelah pulang dari kantornya, Ainul segera berkemas untuk pulang ke desanya, karena Ahad paginya adalah waktu perjanjiannya telah sampai batas sepekan, yaitu waktu pelaksanaan aqad nikah. Sedangkan ummi Ainul dibantu mbok Rah, juga sudah sepekan ini hampir menggunakan waktunya untuk mempersiapkan segala kelengkapan terkait "ubo rampen" aqad nikah putranya. Berbagai bentuk dan jenis "jajanan", gemblong, tape ketan, rengginan, opak, kucur, madu mangsa, ketan salak, rangin, gapit, gula kelapa, pertolo, opak, dan lain-lain. Semua itu dilakukan, tak lain sebagai bentuk syukur karena anak pertamanya akan menjadi orang (memikul tanggung jawab sebagai manusia dewasa), sekaligus menghormati keluarga besan.

Sejak habis isya' hingga menjelang fajar, semua jenis makanan itu telah dimasukkan kedalam kerdus bekas berbagai ukuran yang diambil dari tokonya, dan ditali kuat-kuat agar tidak berantakan saat melewati jalan berlobang dan bergelombang, menuju kota tempat tinggal besan.

Mobil carry tua peniggalan abahnya dari habis subuh sudah dipanasi sama Yono, sopir yang biasa diajak kemana-mana saat abahnya masih hidup.

Setelah semua jajanan masuk di mobil bagian belakang yang sengaja joknya telah diambil agar muat, ummi duduk paling depan, disusul bangku kedua Ainul, saudara ummi, dan aku, siap berangkat menelusuri jalan yang penuh lobang menuju rumah besan.

Dua jam setengah, carry telah sampai didepan rumah besan dengan disambut ibu Aini, saudara laki-laki ibu Aini beserta istrinya, juga Aini, dan Modin yang akan menikahkannya.

Ibu Ainul mengucap salam sambil bersalaman ala salaman kaji. "Assalamu'alaikum", dospundi sehat-sehat kemawon gih?" Wa'alaikum salam, sehat-sehan kemawon yu Kaji, dospundi kabare Yu kaji? dangu boten Panggih".

"Alhamdulillah, sehat dik, jawaban ibu Aini dengan mimik sumringah penuh familier.

Sementara Ainul, Kang Yono sopir, dan aku, menurunkan jajanan yang telah dibawa dari rumah satu persatu, lalu menaruhnya di ruang tamu. Sementara bakyu Nur, saudara ummi Ainul menata letak kerdus jajan yang diturunkan sembarangan, hingga kelihatan rapi.

Sesaat kemudian teman Ainul, Arif dan seorang lagi yang tak aku kenal juga telah sampai.

Pukul 10.00 WIB, setelah dirasa cukup, upacara aqad nikah dimulai oleh Modin yang dipanggil dengan K. Sobirin.

"Assalamu'alaikum Wr.Wb. para pirawuh sedoyo enkang kulo hormati, terkhusus keluarga calon temanten. Kanti waosan Ummul Qur'an, Monggo acara aqdun nikah kita mulai. Alfatihah .......

"Acara aqdun nikah Ainul bin H. Sodiqin kalihan lare estri engkang Paring asma Aini binti H. Sukiran dimulai setelah Ainul membaca dua kalimat syahadat dan diikuti Aini.

Modin memulai aqad nikah sebagai perjanjian sakral antara dua mahluk Tuhan. Kulo Nikahaken Ainul bin H.Shodiqin pikantuk tiang istri enkang paring asma Aini binti H. Sukiran Kanti mas kawin seperangkat alat shalat dibayar tunai. Lalu diikuti Ainul."Kulo tampi".

Kemudian modin meminta persaksian pada seluruh yang hadir. "Dospundi, sah?" Sah... sah...sah diikuti seluruh yang hadir. Dan ditutup dengan do'a.

Nikah Sirri menghalalkan secara agama antara Ainul dan Aini sebagai pasangan suami istri. Next

Keterangan:

ugo rampen: perlengkapan

jajanan: kue

dospundi: bagaimana

Kulo tampi: saya terima

Kita bikak: kita buka

Waosan: bacaan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post